Bencana lumpur basah telah terjadi sebanyak 409 kejadian pada periode 2008-2016, luncuran yang terbesar sampai menimbulkan dua korban jiwa pada 18 april 2011. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya wet muck diantaranya curah hujan yang tinggi di cathment area dan daerah resapan, dari air permukaan, adanya bearing dan transmission zone didalam area caving, dan hadirnya material berukuran halus didalam cave. Dari aliran air yang signifikan ke daerah DOZ yang berpotensi meningkatkan wet muck. Oleh karena itu perlu adanya identifikasi proses terjadinya untuk menjadi dasar perencanaan mitigasi bencana. Dalam penelitian ini dilakukan observasi rekahan dan pemodelan geomekanik di DOZ. Adapun output yang diharapkan dianataranya 1.Model rekahan di area terowongan, 2. Model dewatering yang diperlukan 3.Model pengendalian bencana wet muck.
3.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: